Selasa, 26 Juni 2012

Kota Tua

KOTA TUA

Kota tua adalah kawasan seluas 846 hektar di wilayah kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Barat yang dibatasi oeh Luar Batang dan Pelabuhan Sunda Kelapa di Utara serta bangunan Candranaya di Jl. Gajah mada sebagai batas Selatan. Sungai membatasi bagian Timur dan Barat. Di kawasan ini terdapat tidak kurang 250  bangunan tua berdesain khas Eropa nan artistik sangat menarik untuk dijelajahi sambil menikmati atmosfir tata kota yang berbeda dibandingkan kawasan lain di Jakarta.
Tempat-tempat yang bisa dikunjungi diantaranya :

1.    Taman Fatahillah

Taman Fatahillah dahulu disebut Taman Balaikota atau Staduhuisplein yang terletak tepat di   pusat kota Batavia. Berdasarkan lukisan yang dibuat oleh pegawai VOC berkebangsaan Denmark “Jahannes Rach”, di tengah lapangan tersebut dahulu terdapat air yang mancur yang airnya berasal dari Pancoran Glodok  dan dimanfaatkan sebagai satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat pada abad ke-18.


2.    Museum Sejarah Jakarta

Museum ini disebut juga Museum Fatahillah dahulu merupakan Gedung Balaikota (Stadhuis). Pembangunan gedung dimulai tahun 1707 di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan selesai tahun 1710 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Abarham Van Riebeeck. Gedung ini digunakan sebagai museum pada tahun 1974. Koleksinya mencapai lebih dari 23.000 buah dengan beberapa koleksi unggulan : Meriam Si Jagur, pemisah ruangan bergaya Baroque dari abad ke-18, pedang eksekusi, lukisan para Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1602-1942.

Alamat : Jl. Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat
Telp     : (021)6929101, Fax : (021)6902387

3.    Museum Wayang

Gedung ini dahulu bernama De Oude Hollansche Kerk (Gereja Lama Belanda) terletak di sisi Barat lapangan Fatahillah. Pertama kali dibangun tahun 1640. Setelah diperbaiki tahun 1732, berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda). Tahun 1808 gedung ini mengalami kehancuran hebat. Museum Wayang ada sekarang dibangun di atas tanah bekas reruntuhan gereja tersebut dan diresmikan penggunaannya  pada tanggal 13 Agustus 1975. Di dalamnya ada lebih dari 4.000 koleksi wayang dan boneka dari berbagai negara dari dalam dan luar negeri seperti Tiongkok, Kamboja Eropa, Thailand, Suriname, Vietnam, India, dan Kolombia.

Alamat : Jl. Pintu Besar Utara No. 27, Jakarta Barat
Telp : (021)6929560, Fax (021)6927289

4.    Museum Seni Rupa dan Keramik

Gedung ini dibangun tahun 1870 hasil rancangan arsitek berkebangsaan Belanda Jhr.W.H.F.H. Van Raders. Pertama kali digunakan sebagai Rad van Yustitie atau Kantor Pengadilan tahun 1881 saat pemerintahan Gubernur Jenderal Picter Mijer. Di dalamnya terdapat sekitar 500 karaya seni rupa serta keramik dari jaman kerajaan Majapahit (abad ke-14), Cina (dinasti Ming dan Ching, serta koleksi lain dari berbagai negara dan daerah di Indonesia.

Alamat : Jl. Pos Kota No. 2, Jakarta Barat
Telp     : (021)6926091, Fax (021)6926091

5.    Kantor Pos Taman Fatahillah

Gedung ini dibangun tahun 1928 oleh kotraktor Nedam hasil rancangan Ir. R. Baumgartner arsitek pada Bouwkundig Bureau yang ada di Departemen van BOW. Digunakan sebagai kantor pos sejak awal pendiriannya hingga sekarang.

Alamat : Jl. Fatahillah No. 3, Jakarta Barat

6.    Café Batavia

Café ini sejak pengoperasiannya tahun 1993 banyak diminati oleh wisatawan domestic dan mancanegara karena keunikan tempat, penataan dan suasananya.

Alamat : JL. Pintu Besar Utara No. 14, Taman Fatahillah, Jakarta Barat
Telp : (021)6915531, Fax (021)6915534

7.    Jembatan Kota Intan

Jembatan ini adalah jembatan kayu yang menghubungkan sisi Timur dan Barat Kota Intan. Dibangun tahun 1628 dengan nama Jembatan Inggris (Engelse Brug). VOC memberikan nama baru Middlepunt Brug (Jembatan Pusat) setelah perbaikan tahun 1655, namun saat itu masyarakat menyebutnya Jembatan Pasar Ayam. Jembatan ini diubah namanya menjadi Juliana saat perbaikan tahun 1938. Barulah Jembatan ini diperkenalkan sebagai Jembatan Kota Intan sejak Indonesia merdeka disesuaikan dengan lokasi jembatan yang berada di kawasankastil Batavia yang bernama Diamond (Intan).

Alamat : Jl. Kali Besar Barat, Kel. Roa Malaka, Kec. Tambora, Jakarta Barat

8.    Pelabuhan Sunda Kelapa

Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan cikal bakal kota Jakarta yang sarat dengan nilai sejarah, bahkan jau melampaui keberadaan kota Jakarta (sekitar abad ke-16). Sunda Kelapa telah dikenal sejak jaman kerajaan Tarumanegara, yang kemudian dikuasai kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran atau yang lebih dikenal dengan nama Pajajaran, kemudian direbut oleh Pasukan Kerajaan Demak dan Cirebon.

Alamat : Kel. Penjaringan, kec. Penjaringan, Jakarta Utara

9.    Stasiun Beos Kota

Stasiun Kereta Api Jakarta Kota atau lebih dikenal dengan nama Stasiun Beos. Ada beberapa versi mengenai asal nama Beos diantaranya : B.O.S. (Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij atau Maskapai angkutan kereta apai Batavia Timur) yakni sebuah nama sebuah perusahaan swasta yang menghubungkn Batavia dan Kedunggedeh. Versi lain menyebutkan kata Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken berarti Jakarta dan sekitarnya. Hal ini menunjukan stasiun kereta api saat itu berperan penting menghubungkan Jakarta dengan kota-kota lain di sekitarnya seperti: Bakassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang) dan kota-kota lain di sekitarnya.

Alamat : Jl. Taman Stasun Kota No. 1, Jakarta Barat

10.  Menara Syahbandar

VOC membangun menara ini tahun 1839 di muara kali Ciliwung untuk mengawasi darat dan laut. Di bawahnya terdapat ruang bawah tanah untuk tempat para tahanan. Sebelum pendirian menara, di tempat ini berdiri salah satu bastion kota Batavia (Cullemborg Bastion). Ada dua menara di samping bangunan dan sebuah bangunan tepat di depannya yang dulu berfungsi sebagai gudang navigasi dan administrasi perdagangan.

11. Museum Bahari

Bangunan ini dulu ada di dalam kompleks Westzijdsche Pakhuizen (gudang-gudang bagian Barat sungai) yang berada dekat pelabuhan Sunda Kelapa. VOC membangun gudang-gudang tersebut tahun 1652 untuk tempat penyimpanan sementara rempah-rempah sebelum dikirim ke Eropa. Bangunan ini difungsikan sebagai museum tahun 1977, memamerkan berbagai keragman budaya bahari Indonesia, perlengkapan menangkap ikan, koleksi yang berhubungan dengan teknologi pelayaran, keragaman hayati laut, sejarah pe.abuhan Jakarta, serta pelayaran kapal uang Indonesia-Eropa.

Alamat : Jl. Pasar Ikan No. 1, Jakarta Utara

12. Masjid Luar Batang

Masjid ini awalnya adalah mushola orang-orang Jawa yang mulai digunakan sebagai masjid tahun 1739. Berdasarkan peta yang divbuat Van Der Parra tahun 1780, dahulu kawasan ini dulu dinamakan Javasche Kwartier karena banyaknya orang Jawa yang tinggal di kawasan tersebut. Nama Luar Batang muncul karena orang yang pergi ke kawasan ini dianggap pergi ke luar kota dan harus melewati tanda batas berbentuk batang(tidak diketahui apa jenis batang yang dimaksud). Masyarakat kemudian menyebutnya Luar Batang.

Alamat : Jl. Luar Batang I, Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

13. Museum Bank Indonesia

Gedung ini dibangun tahun 1828, eks De Javasche Bank (DJB). Disini tersimpan benda-benda dan dokumen bersejarah yang berkaitan degan kegiatan Bank Indonesia di masa lampau. Ada beberapa ruang  diantaranya Ruang Pameran Sejarah Bank Indonesia yang menceritakan perjalanan ssejarah Bank Indonesia sejak sebelum kedatangan bangsan asing hingga terbentuknya Bank Indonesia sejak tahun 1953, Ruang Numistik yang menampilkan sejarah uang di Indonesia, dan Ruang Emas Moneter, serta beberapa ruang lain yang difungsikan untuk berbagai kegiatan edukasi, diskusi atau kegiatan lain.

Alamat : Jl. Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta Barat
Telp : (021)2600158 ext. 8111, 8102, 8100, Fax : (021)2601730

14. Museum Bank Mandiri

Gedung eks Nederlandsche Handel Maatschappij ini dibangun tahun 1929-1932 hasil rancangan biro arsitek A.P. Smits, C. van de Linde & J.J.J. de Bruyn. Tahun 2005 bangunan ini menjadi asset Bank Mandiri dan diperuntukan sebagai Museum Bank Mandiri, museum perbankan pertama di Indonesia. Museum ini menyimpan beragam koleksi seperti : koleksi buku besar, mesin hitung, uang koin, uang kertas kuno, serta berbagai surat berharga dan dilengkapi dengan berbagai perabotan antic bersejarah.

Alamat : Jl. Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Barat
Telp : (021)6902000, Fax ; (021)5274477

15. Gedung Mandiri Kanwil III

Gedung ini dibangun April 1937 dan diresmikan penggunaannya tanggal 25 Mei 1940,  hasil rancangan dua arsitek Belanda yaitu : J.F.L. Blankerberg (1888-1958) dan C.P. Wolf Schoemaker (1882-1949). Tanah yang berada di Stationsplein-Binnen-Niewpoortstraat-Magazijnsweg dibeli pada akhir tahun 1920. Gedung ini digunakan khusus sebagai kantor Nederlandsche-Indische-Handelsbank (NIHB) yang sedang mengambangkan bisnisnya saat itu.

Alamat : Jl. Stasiun Kota No. 2, Jakarta Barat

16. Gedung VOC Galangan

Gedung ini peninggalan kolonial Belanda abad ke-17. Bangunannya artistik dikelilingi beberapa bangunan bersejarah lainnya seperti : Museum Bahari, Menara Syahbandar, Pelabuhan Sunda Kelapa.

Alamat : Jl. Kakap No. 1, Jakarta Utara
Telp : (021)6670981, Fax : (021)6678501

17. Gedung BNI 46

Gedung ini  dibangun tahun 1960 hasil rancangan arsitek F. Silaban, seorang arsitek Indonesia yang banyak merancang bangunan monumental di Jakarta saat itu. Gedung ini banyak menggunakan permainan bidang untuk mengantisipasi curah hujan dan sinar matahari yang banyak terdapat di negara tropis.

Alamat : Jl. Lada No. 1, Jakarta Barat

18. Gedung Asuransi Jasindo

Gedung eks kantor Gebouw West Java ini terletak persis di sebelah kantor Pos Kota. Meskipun telah berusia puluhan tahun, gedung berlantai tiga ini masih berdiri tegak menyisakan pesona keindahan masa lalunya.

Alamat : Jl. Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat

19. Gedung Eks Chartered Bank of India, Australia, & China

Gedung ini dibangun tahun 1920 hasil rancangan arsitek EHGH Cuypers, saat era perdagangan pemerintah Hindia Belanda sedang jaya dan pembangunan gedung di kota Batavia bagian Utara sedang gencar-gencarnya dilakukan. Gedung ini awalnya digunakan sebagai kantor cabang Chartered Bank of India, Australia, & China di Batavia. Sejak 2 Maret 1965 pengelolaannya diserahkan kepada Bank Umum Negara (BUNEG) yang kemudian menjadi Bank Bumi Daya (BBD) pada bulan Desember 1968.

Alamat : Jl. Kali Besar Barat No. 1-2, Jakarta Barat

20. Gedung Bank Mandiri Eks Escomptobank

Gedung hasil rancangan biro arsitek Fermont & Cuypers ini dibangun dalam dua tahap, gedung pertama yang menghadap ke Jl. Pintu Besar Utara dibangun tahun 1904, dan gedung kedua yang berada di pojok jalan dibangun tahun 1921. Gedung ini awalnya merupakan kantor pusat Nederlansch-Indische Escompto Maatschappij di Batavia yang dibeli tahun 1902.

Alamat : Jl Pintu Besar Utara No. 23-26, Jakarta Barat

21. Gedung Jasa Raharja

Gedung ini dibangun sekitar abad ke-19, memiliki desain unik khas Eropa. Langit-langit bangunan yang menjulang tinggi berhiaska lukisan, dengan jendela berhias kaca patri serta bagian jendela lainnya dihiasi besi bercat keemasan dengan ornamen unik yang selaras dengan ukiran pada tangga bangunan. Pada dinding masih menempel tanda (sejenis prasasti) yang menandai keberadaan bangunan yang dipercantik bentuk hiasan yang sangat klasik.

Alamat : Jl. Kali Besar Timur No. 10, Jakarta Barat

22. Toko Merah

Gedung ini dibangun pada tahun 1730 oleh Gustaff Baron van Immhoff. Gedung ini hampir seluruhnya berwarna merah dan terletak di pinggir Groote River (Kali Besar). Gedung ini telah menjadi saksi sejarah kisah suram pembantaian berdarah warga Tionghoa yang terjadi tahun 1740. Toko Merah juga pernah digunakan sebagai kampus Akademi Maritim (Academiede Marine) dan asrama para kadet.

Alamat : Jl. Kali Besar Barat No. 11, Jakarta Barat

23. Vihara Dharma Bakti

Klenteng ini dibangun tahun 1650 oleh Guo Xun Guan. Awalnya diberi nama Klenteng Guan Yin dan digunakan sebagai tempat pemujaan Dewi Guan Yin (Dewi Kemurahan Hati). Tahun 1755 seorang kapten Cina merubah nama kuil tersebut menjadi Jin De Yuan (Kuil Dengan Penuh Kebaikan)

Alamat : Jl. Kemenangan No. 3, Jakarta Barat

24. Gereja St. Maria de Fatima

Gereja ini disebut juga Gereja Taosebio. Gereja ini memiliki struktur bangunan menyerupai klenteng, lengkap dengan ornamen khas Cina, termasuk patung singa yang mengapit bangunan sisi kanan dan kiri bangunan utama. Tanda yang tampak bahwa ini adalah sebuah gereja adanya tiang salib besar di atas genteng dan tulisan Gereja St. Maria de Fatima yang dipasang di atas pintu utama. Bangunan gereja ini dulunya rumah milik seorang Kapitan Cina bermarga Tjioe. Jemaat gereja kebanyakan warga Tionghoa dan melakukan ritual dan pelayanan dalam bahasa Mandarin.

Alamat : Jl. Kemenangan III No. 47, Jakarta Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar